Iklim dan cuaca merupakan gejala atau peristiwa alam yang sangat dekat dengan kehidupan manusia dan masing-masing mempunyai kesamaan. Kendati iklim dan cuaca mempunyai kesamaan, kedua peristiwa alam tersebut mempunyai perbedaan yang mendasar. Sebagian besar orang masih mengira iklim dan cuaca mempunyai makna yang sama, karena belum mengetahui perbedaan mendasar antara iklim dan cuaca. Berikut ini akan dijelaskan mengenai Perbedaan Iklim dan Cuaca beserta penjelasan dan contohnya.
Pengertian Iklim dan Cuaca
Iklim adalah kondisi atau keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah yang luas. Iklim sendiri ditentukan berdasarkan perhitungan waktu yang biasanya mencapai 11 tahun hingga 30 tahun. Iklim pada suatu daerah dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi wilayah tersebut, yang artinya perbedaan iklim pada suatu daerah dipengaruhi oleh posisi relatif matahari terhadap daerah tersebut di planet bumi. Matahari adalah sumber energi sekaligus pengendali iklim bagi bumi, sehingga posisi relatif matahari bisa menimbulkan gerak udara dan arus laut. Ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah klimatologi.
Cuaca adalah kondisi atau keadaan udara yang terjadi di suatu daerah atau wilayah dalam periode waktu tertentu. Cuaca dapat berubah-ubah dalam waktu yang singkat yaitu hanya beberapa jam saja dan ditandai dengan perbedaan suhu dan kelembaban udara yang terjadi antara suatu tempat dengan tempat lainnya.
Ilmu yang digunakan untuk mempelajari tentang cuaca adalah meteorologi. Di indonesia terdapat lembaga yang khusus mengamati cuaca yaitu badan meteorologi, klimatologi dan geofisika (BMKG) yang berpusat di jakarta. BMKG bertugas untuk mencatat dan mengamati aktivitas udara, meliputi suhu dan tekanan udara, curah hujan, angin serta aktivitas awan. Selain berpusat di jakarta, BMKG juga memiliki stasiun-stasiun pemantau cuaca yang tersebar di seluruh wilayah indonesia.
Perbedaan Iklim dan Cuaca
Iklim dan cuaca mempunyai perbedaan yang mendasar, yaitu luas wilayah cakupan dan waktu pengamatan. Dari dua perbedaan mendasar tersebut dapat disimpulkan perbedaan iklim dan cuaca, sebagai berikut:
- Cakupan wilayah dan pengamatan tentang cuaca lebih sempit dan terbatas, sedangkan cakupan wilayah dan pengamatan iklim lebih luas.
- Waktu pengamatan terhadap cuaca di suatu daerah dapat dilakukan selama 24 jam, sedangkan waktu pengamatan iklim dilakukan selama kurun waktu 11-30 tahun.
- Iklim mempunyai sifat yang stabil dan sulit berubah, sedangkan cuaca mempunyai sifat yang cepat berubah dan tidak stabil.
- Prediksi mengenai cuaca mudah dilakukan, sedangkan prakiraan iklim sulit dilakukan.
Unsur Iklim dan Cuaca
Iklim dan cuaca bisa terbentuk karena ada unsur penyusunan. Ada tujuh unsur penyusunan Iklim dan cuaca diantaranya adalah sinar matahari, suhu, kelembaban udara, tekanan udara, angin, curah hujan dan awan.1. Sinar Matahari
Bumi sebagaimana diketahui beredar mengelilingi matahari pada porosnya. Dan dikenal dengan istilah rotasi. Sedangkan bumi yang beredar mengelilingi matahari berdasarkan lintasan orbitnya disebut revolusi. Kedua hal ini sangat mempengaruhi perubahan iklim dan cuaca, termasuk juga unsur penyusunnya. Karena adanya proses rotasi dan revolusi ini maka matahari yang bersinar akan memancarkan sinarnya ke segala arah dan bumi yang mengitarinya akan menerima sinar tersebut.Karena bumi berbentuk elips, jadi tidak seluruh permukaan bumi tersinari matahari, tentu ada sisi yang tidak tersentuh sinar secara bersamaan. Waktu penerimaan sinar matahari di suatu daerah dipengaruhi oleh garis lintang dan garis bujur. Jadi makin tinggi letak lintang suatu daerah tersebut maka penyinaran matahari yang sampai ke daerah tersebut akan makin berkurang. Sehingga waktu siang hari di daerah tersebut semakin pendek dan begitu juga sebaliknya. Contoh negara chili dan argentina waktu siangnya hanya 9 jam sedangkan negara Skandinavia dan Rusia waktu siangnya mencapai 21 jam dan 19 jam.
Selain penyinaran matahari, pergerakan unsur atmosfer juga bisa mempengaruhi unsur pembentukan iklim dan cuaca. Kita ambil contoh, awan yang terdapat pada lapisan troposfer akan menghalangi sinar matahari yang masuk ke daerah tersebut, sehingga secara tidak langsung daerah tersebut tidak mendapat penyinaran matahari.
Proses sinar matahari masuk ke permukaan bumi disebut insolasi. Sinar matahari yang masuk akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi lebih panas. Proses ini dinamakan radiasi. Dan radiasi inilah yang menjadi sumber utama bagi bumi. Seperti yang disebutkan di atas bahwa matahari adalah sumber panas bagi bumi. Sumber panas ini dapat berlangsung melalui dua proses pemanasan yakni pemanasa secara langsung dan pemanasan secara tidak langsung.
- Pemanasan Secara Langsung
1. Proses Absorbsi
Proses absorbsi adalah proses penyerapan unsur-unsur radiasi matahari. Contoh sinar gamma, sinar X dan sinar ultraviolet. Adapun unsur yang menyerap radiasi matahari ini ada Oksigen (O²), Nitrogen (N), Ozon (O³), Hidrogen (H²) dan partikel debu.
2. Proses Refleksi
Proses refleksi adalah proses pemanasan matahari terhadap udara yang kemudian dipantulkan kembali ke angkasa oleh butiran air (H²O), awan dan partikel-partikel sejenis di atmosfer.
3. Proses Difusi
Proses difusi yakni suatu proses pemanasan berupa sinar gelombang pendek berwarna biru yang berhamburan ke segala arah. Proses ini yang akan menyebabkan langit berwarna biru.
- Pemanasan Secara Tidak Langsung
1. Konduksi
Konduksi adalah proses penyerapan panas dari matahari menuju lapisan udara bagian bawah dan lapisan udara tersebut akan memberikan panas pada lapisan udara diatasnya.
2. Konveksi
Konveksi adalah penyerapan panas atau pemberian panas dari matahari yang kemudian bergerak ke atas akibat udara.
3. Adveksi
Adveksi adalah penyerapan panas atau pemberian panas dari matahari yang kemudian bergerak ke atas akibat udara.
4. Turbulensi
Turbulensi adalah penyerapan panas atau pemberian panas dari pergerakan udara yang tidak terarah dan berputar-putar ke atas. Namun sebagian panas yang dipantulkan akan kembali lagi ke atmosfer.
2. Suhu
Perbedaan tingkat radiasi sinar matahari yang masuk ke permukaan bumi akan menyebabkan daerah satu dengan lainnya memiliki perbedaan suhu. Sederhananya radiasi sinar yang sampai ke permukaan bumi akan diserap dan sebagian lagi dipantulkan. Pantulan ini yang akan mempengaruhi suhu di daerah tersebut. Jadi daerah atau kawasan atau bagian bumi yang berada pada posisi garis lintang 0୦- 23੦ akan mengalami pemanasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah kutub.Wilayah atau daerah yang tinggi bersuhu lebih sejuk dibanding daerah dataran rendah. Hal ini karena sinar yang masuk ke permukaan bumi melalui gelombang pantul dari permukaan. Dataran tinggi seperti pegunungan tidak seperti dataran rendah yang membentang luas sehingga proses pemantulan sinar matahari menjadi tidak maksimal. Kemudian ditambah lagi dengan kerapatan udara di dataran tinggi lebih renggang dibandingkan dengan di dataran rendah. Sehingga proses penyerapan udara di dataran tinggi kurang menyerap panas yang berasal dari bumi.
Sama halnya dengan pemanasan di darat akan lebih cepat jika dibandingkan dengan perairan karena keadaan daratan yang padat serta sulit dijangkau oleh sinar matahari. Karena pemanasan di daerah perairan berlangsung sangat lambat disebabkan air yang selalu bergerak dan dapat dijangkau dengan sinar atau cahaya matahari.
Dari keterangan diatas, proses penerimaan panas matahari agar sampai ke bumi bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
- Sudut datang cahaya matahari yang masuk ke permukaan bumi berada pada posisi tegak lurus atau miring.
- Semakin lama sinar matahari yang masuk ke permukaan bumi maka semakin panas kawasan atau daerah tersebut.
- Keadaan relief atau garis kontur permukaan bumi meliputi gurun pasir, dataran hijau, pegunungan dan laut.
- Banyak maupun sedikitnya awan atau uap air yang ada di udara.
Ketika sinar yang masuk ke permukaan bumi maka akan menimbulkan perbedaan suhu di masing-masing wilayah. Begitu juga dengan pemanasan yang terjadi akan menyebabkan penguapan baik di darat maupun di laut. Yang mana akan membentuk suatu gumpalan yang termuat atau terkumpul di udara. Jadi kandungan uap yang terkumpul di udara ini disebut kelembaban udara. Kelembaban udara tidak stabil namun berubah-ubah tergantung pada pemanasan yang terjadi.
Jadi apabila semakin tinggi suhu udara di daerah atau kawasan tersebut maka akan semakin tinggi pula tingkat kelembaban udara di daerah atau kawasan tersebut. Hal ini dikarenakan udara yang mengalami pemanasan akan merenggan dan kemudia diisi dengan uap air. Kelembaban uap air yang terkumpul dalam jumlah dan suhu tertentu dibandingkan dengan kandungan uap yang terkumpul di dalam udara disebut kelembaban relative. Kelembaban relative ini biasanya dinyatakan dalam persen. Seperti formula di bawah ini.
Kelembaban relatif = e/E x 100%
dimana, e adalah jumlah uap air yang terkandung di dalam udara.
Contoh :
Berdasarkan data dari BMKG wilayah Sumatra Utara dinyatakan bahwa suhu udara di kawasan Medan adalah 25੦C, sedangkan setiap 1 n3 udara mampu memuat kandungan uap air sebesar 45 g. Jika udara pada suhu tersebut mampu mengandung 67,5 g uap air, maka tentukanlah kelembaban relatifnya!
Jawab :
Kelembaban relatif = e/E x 100% = 45/67,5 x 100% = 66,6%
Jadi kelembaban relatif di kawasan tersebut adalah 66,6%
Selain kelebaban relatif ada juga jenis kelembaban lain yang disebut dengan kelembaban absolut. Kelembaban absolut adalah jumlah uap air dalam satu gram tiap 1 m³ udara.
4. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah unsur keempat penyusun iklim dan cuaca. Tekanan udara merupakan suatu gaya yang muncul atau timbul akibat adanya berat atau massa dari lapisan udara. Jadi udara yaitu sejumlah gas yang terkumpul yang memiliki massa dan menempati ruang. Jadi dapat dipahami bahwa tekanan memiliki massa sedangkan udara memiliki tekanan. Suhu seperti yang telah dijelaskan di atas sangat mempengaruhi tekanan di suatu kawasan.Apabila suhu di suatu daerah atau kawasan semakin tinggi maka tekanan udara akan semakin rendah. Sehingga bisa dipahami suhu dengan tekanan berbanding terbalik. Hal ini dikarenakan sifat udara adalah merenggang. Demikian juga halnya jika suhu semakin rendah maka tekanan udara akan makin panas. Karena suhu sangat mempengaruhi tekanan di suatu daerah atau kawasan di permukaan bumi. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah baromter raksa. Alat ini pertama kali ditemukan oleh Torri Celli pada tahun 1943.
Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb). seperti formula berikut:
1 mb = ¾ mm tekanan air raksa
9t.a.r) atau 1.013 mb = 76 cm t.a.r
5. Angin
unsur kelima kali ini erat kaitannya dengan tekanan udara. Kenapa? Karena angin dipengaruhi oleh tekanan udara yang berlangsung di suatu daerah. Jadi apabila jika ada tekanan udara yang berbeda di antara dua kawasan maka udara di salah satu kawasan tersebut akan bergerak atau berpindah ke kawasan lain yang memiliki tekanan udara yang rendah. Begitu juga halnya udara bergerak ke daerah yang lebih dingin menujudaerah yang lebih panas. Udara yang bergerak maupun yang berpindah ini yang kemudian disebut dengan angin.6. Curah Hujan
Hujan merupakan jatuhnya air dari udara menuju ke permukaan bumi. Air yang jatuh ke bumi bisa mengandung asam kuat atau asam lemah. Dan biasanya jatuhnya berbentuk cair atau juga padatan. Misalnya salju. proses terjadinya hujan diakibatkan karena pemanasan dari sinar matahari. Gumpalan uap air akibat kelembaban udara akan naik ke atmosfer. Yang selanjutnya akan mengalami proses kondensasi sehingga membentuk awan atau padatan air. Awan semakin lama akan semakin berat karena kandungan air yang naik ke atmosfer akan makin banyak. Jika uap air di awan mencapai pada titik tertentu, maka angin akan membawa awan tersebut hingga turunlah hujan dalam bentuk titik-titik air.7. Awan
Awan merupakan kumpulan uap air atau kristal es dalam jumlah besar yang berada di lapisan atmosfer. Mungkin sering kita menjumpai pada musim kemarau sangat sedikit awan terbentuk di udara. Hal ini dikarenakan proses penguapan yang terjadi terlalu sedikit. Namun beda halnya pada musim hujan. Maka akan di dapati banyaknya awan yang terbentuk dan bervariasi. Ini disebabkan uap airyang terkandung di awan berjumlah cukup banyak.Awan dibedakan menjadi 4 bentuk yaitu:
- Awan Culumus, adalah awan putih yang berkelompok-kelompok. Jenis awan ini sering ditemui pada siang atau sore hari.
- Awan Sratus, adalah jenis awan yang berbentuk seperti kumpulan selimut yang berlapis-lapis dan relatif cukup luas dan lebar.
- Awan Cirrus, adalah jenis awan yang posisinya lebih tinggi sekaligus tipis ibarat tabir.
- Awan Nimbus, adalah jenis awan berwarna gelap namun berbentuk yang tidak menentu. Apabila melihat awan ini menandakan akan turun hujan.
0 Response to "Perbedaan Iklim dan Cuaca Beserta Unsurnya"
Posting Komentar